Loading...
world-news

Klasifikasi protista - Protista Materi Biologi Kelas 10


Protista adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup yang sering dianggap sebagai kelompok “perantara”. Kingdom ini menampung organisme yang tidak sepenuhnya dapat dimasukkan ke dalam kategori hewan, tumbuhan, maupun jamur. Anggotanya memiliki keragaman luar biasa, baik dari segi bentuk, cara hidup, maupun reproduksi. Protista bisa berupa organisme uniseluler yang sangat sederhana, hingga multiseluler sederhana seperti ganggang.

Karena sifatnya yang unik, para ilmuwan sejak lama mengalami kesulitan dalam menentukan klasifikasi protista secara tepat. Bahkan hingga kini, klasifikasi kingdom Protista masih terus mengalami revisi seiring berkembangnya teknologi biologi molekuler. Artikel ini akan membahas sejarah singkat klasifikasi protista, ciri-ciri umum, pengelompokan utama, hingga peranannya bagi kehidupan manusia dan ekosistem.

Sejarah Klasifikasi Protista

Awalnya, sistem klasifikasi makhluk hidup hanya terdiri dari dua kingdom: Plantae dan Animalia. Namun, seiring ditemukannya mikroskop, para ilmuwan menemukan organisme uniseluler yang tidak sesuai dimasukkan ke dalam keduanya. Ernst Haeckel pada tahun 1866 akhirnya mengusulkan kingdom baru, yaitu Protista, untuk menampung organisme mikroskopis tersebut.

Perkembangan berikutnya datang dari Robert Whittaker (1969) yang memperkenalkan sistem lima kingdom: Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Dalam sistem ini, protista menjadi wadah bagi organisme eukariotik sederhana.

Kini, dengan teknologi DNA dan filogenetik, para ilmuwan mulai mempertanyakan keutuhan kingdom Protista. Beberapa kelompok protista ternyata lebih dekat hubungannya dengan tumbuhan, hewan, atau jamur. Meski demikian, secara pendidikan dan praktis, istilah protista masih digunakan untuk memudahkan pembelajaran.

Ciri-Ciri Umum Protista

Meski sangat beragam, protista memiliki beberapa ciri umum, yaitu:

  1. Eukariotik – Memiliki membran inti yang melindungi materi genetik.

  2. Uniseluler atau multiseluler sederhana – Sebagian besar berupa sel tunggal, tetapi ada juga yang berkoloni atau multiseluler tanpa diferensiasi jaringan sejati.

  3. Habitat beragam – Sebagian besar hidup di lingkungan berair, lembap, atau sebagai parasit pada organisme lain.

  4. Reproduksi – Bisa secara aseksual (pembelahan biner, fragmentasi, spora) maupun seksual (konjugasi, fertilisasi).

  5. Nutrisi bervariasi – Ada yang autotrof (mampu fotosintesis), heterotrof (mencerna organisme lain), atau mixotrof (kombinasi keduanya).

Sistem Klasifikasi Protista

Secara garis besar, protista dikelompokkan berdasarkan keserupaannya dengan kingdom lain:

  1. Protista mirip hewan (Protozoa)
    Bersifat heterotrof, mampu bergerak aktif, biasanya uniseluler.

  2. Protista mirip tumbuhan (Alga)
    Bersifat autotrof dengan klorofil, ada yang uniseluler maupun multiseluler.

  3. Protista mirip jamur
    Bersifat heterotrof dengan cara saprofit, memiliki fase mirip amuba atau membentuk spora.

Masing-masing kelompok memiliki klasifikasi lebih rinci yang akan dibahas di bawah.


Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Protozoa adalah protista heterotrof yang cara hidupnya menyerupai hewan. Sebagian besar hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasit. Protozoa biasanya diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya:

1. Rhizopoda (Sarcodina)

  • Bergerak dengan pseudopodia (kaki semu).

  • Contoh: Amoeba proteus, Entamoeba histolytica (penyebab disentri amoeba).

2. Flagellata (Mastigophora)

  • Bergerak dengan flagela (cambuk).

  • Ada yang hidup bebas di air, ada juga yang parasit.

  • Contoh: Trypanosoma gambiense (penyebab penyakit tidur), Giardia lamblia.

3. Ciliata (Ciliophora)

  • Bergerak dengan cilia (rambut getar).

  • Memiliki dua inti sel: makronukleus dan mikronukleus.

  • Contoh: Paramecium caudatum.

4. Sporozoa (Apicomplexa)

  • Tidak memiliki alat gerak khusus.

  • Hidup sebagai parasit, membentuk spora dalam siklus hidupnya.

  • Contoh: Plasmodium falciparum (penyebab malaria).

Protista Mirip Tumbuhan (Alga)

Protista autotrof ini mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Mereka penting sebagai produsen di ekosistem perairan.

1. Euglenophyta (Euglenoid)

  • Uniseluler, memiliki flagela, dan dapat berfotosintesis.

  • Mixotrof: bisa autotrof atau heterotrof tergantung kondisi.

  • Contoh: Euglena viridis.

2. Chrysophyta (Alga keemasan)

  • Dikenal juga sebagai diatom.

  • Memiliki dinding sel dari silika berbentuk unik.

  • Sangat penting sebagai fitoplankton.

3. Chlorophyta (Alga hijau)

  • Mengandung klorofil a dan b, mirip tumbuhan darat.

  • Bisa hidup soliter atau berkoloni.

  • Contoh: Chlamydomonas, Spirogyra, Volvox.

4. Phaeophyta (Alga cokelat)

  • Multiseluler, sebagian besar hidup di laut.

  • Memiliki pigmen fukosantin.

  • Contoh: Sargassum, Fucus.

5. Rhodophyta (Alga merah)

  • Mengandung pigmen fikobilin yang memungkinkan fotosintesis di laut dalam.

  • Contoh: Eucheuma, Gelidium (sumber agar-agar).

Protista Mirip Jamur

Kelompok ini menyerap makanan dari organisme lain atau bahan organik mati, menyerupai jamur.

1. Myxomycota (Jamur lendir plasmodial)

  • Fase vegetatif berbentuk massa protoplasma berinti banyak.

  • Menghasilkan spora saat kondisi lingkungan memburuk.

2. Acrasiomycota (Jamur lendir seluler)

  • Hidup soliter seperti amuba, tetapi dapat bergabung membentuk tubuh buah.

3. Oomycota (Jamur air)

  • Dinding sel tersusun dari selulosa, berbeda dengan jamur sejati yang menggunakan kitin.

  • Contoh: Phytophthora infestans (penyebab busuk daun pada kentang).

Peran Protista dalam Kehidupan

1. Peran Menguntungkan

  • Produsen primer di ekosistem perairan (fitoplankton).

  • Penghasil oksigen melalui fotosintesis alga.

  • Bahan industri: Diatom menghasilkan diatomit, alga merah penghasil agar dan karagenan.

  • Sumber makanan: Beberapa alga dimanfaatkan sebagai bahan pangan (nori, spirulina).

  • Bioteknologi: Protista digunakan sebagai model penelitian biologi sel.

2. Peran Merugikan

  • Penyebab penyakit: Plasmodium (malaria), Entamoeba (disentri), Trypanosoma (penyakit tidur).

  • Menyebabkan kerugian pertanian: Phytophthora menyerang tanaman.

  • Ledakan populasi alga (algal bloom) dapat menghasilkan racun berbahaya (red tide).

Kingdom Protista merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, mencakup protozoa, alga, hingga protista mirip jamur. Meski klasifikasinya masih diperdebatkan, protista tetap penting dipelajari karena perannya yang besar dalam ekosistem maupun kehidupan manusia.

Protista dapat bermanfaat sebagai produsen primer, sumber bahan pangan, maupun bahan industri. Namun, sebagian juga bersifat merugikan, baik sebagai penyebab penyakit maupun perusak lingkungan. Dengan memahami klasifikasi protista, kita bisa lebih menghargai kompleksitas kehidupan di tingkat mikroskopis.